EARTHIANOS – Menikmati keindahan alam Indonesia yang sudah terjaga dan terawat sejak dulu bisa kamu temukan di wisata edukasi Taman Nasional. Berdasarkan catatan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Taman Nasional yang ada di Indonesia kini telah mencapai 56 Taman Nasional. Taman Nasional Indonesia tersebar di berbagai macam wilayah yang berbeda dan tahun peresmiannya pun berbeda beda juga.
Ada Taman Nasional yang awalnya hanya hutan biasa, ada yang awalnya hanya Cagar Alam biasa, setelah berjalan sekitar 5 tahunan baru diresmikan sebagai Taman Nasional karena mempertimbangan beberapa aspek pendukung. Kamu juga bisa mendapatkan banyak sekali hal baru yang bisa dipelajari dari sekali berpetualang ke Taman Nasional bersama pemandu tour. Selain itu, biasanya para pemandu juga akan menjelaskan sejarah singkat dari Taman Nasional dan alasan di balik peresmiannya.
Rekomendasi Taman Nasional Tertua Yang Ada di indonesia
Apakah kamu tahu kalau dahulu Taman Nasional hanyalah hutan yang biasa saja? Sebelum adanya kesadaran dari pemerintah Indonesia, dahulu Taman Nasional memanglah hutan biasa yang tumbuh saja, tanpa ada perkembangan dan tanpa ada pemantauan kondisi ekosistem di dalamnya. Tapi seiring berjalannya waktu, pemerintah pusat maupun daerah menjadi sadar dan terus mengupayakan pemantauan hingga konservasi hutan, sehingga diresmikannya Taman Nasional. Taman Nasional yang pertama diresmikan, hingga kini masih beroperasi bahkan semakin terkenal dan dikunjungi banyak wisatawan. Berikut ini rekomendasi Taman Nasional Tertua di Indonesia:
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional yang berada di Banten ini sangatlah terkenal bahkan hingga ke kancah internasional. Sejak tahun 1991, TNUK mulai diresmikan, dan berhasil menjadi salah satu dari ratusan Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO. Dahulu TNUK adalah tempat yang subur untuk bertani, tetapi semua berubah setelah terjadi meletusnya Gunung Krakatau. Seiring berjalannya waktu, area sekitar Ujung Kulon mulai dibenahi dan kini menjadi rumah bagi spesies endemik seperti Badak Jawa, Surili, Owa Jawa dan lainnya.
Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional yang berada di Papua ini diresmikan sejak tahun 1997. Keindahan Taman Nasional Lorentz berhasil masuk Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Taman Nasional terbesar di Asia Tenggara, karena memang wilayahnya meliputi lautan, pantai, lembah, rawa, hutan bakau, dataran rendah, hingga ke pegunungan. Spesies endemik yang bisa kamu temukan di sini adalah Burung Pigeon Crowned, Walabi, Kanguru Pohon, Cendrawasih, Kuskus, Kasuari, dan Lainnya.
Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional yang berada di Lampung ini telah ada sejak tahun 1989, tetapi baru diresmikan pada tahun 1999. Keindahan Taman Nasional Way Kambas juga berhasil menjadi Pusat Konservasi Gajah, uniknya gajah gajah yang telah lulus dari program Sekolah Gajah ini akan mendapatkan tugas patroli bersama polisi hutan. Selain Gajah Sumatera, terdapat spesies lain yang juga dijaga kelestariannya agar tidak punah, seperti Harimau Sumatera, Tapir, Kijang, Owa, Mentok Rimba, Lutung, dan lainnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional yang berada di Jawa Timur ini telah ada sejak tahun 1982, tetapi baru diresmikan pada tahun 1992. Keindahan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga menjadi tempat tinggal bagi Suku Tengger. Bahkan mereka telah berada di sana sejak zaman Kerajaan Medang. Spesies endemik yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Seperti Edelweis, Akasia, Cemara Gunung, Luwak, Belibis, Elang Ular Bido, dan lainnya. Selain itu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga mencakup 16 gunung yang tersebar di dalam wilayah Taman Nasional tersebut.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Keindahan Taman Nasional yang berada di Jawa Barat ini telah ada sejak zaman penjajahan Jepang sekitar tahun 1728, dan sangat terkenal sebagai kebun teh terluas. Taman Nasional ini baru diresmikan pada tahun 2003. Keindahan Taman Nasional yang terkenal dengan kawah berapi yang masih aktif itu ternyata memiliki 2 puncak berbeda yaitu Puncak Gede dan Puncak Pangrango, dan spot paling terkenalnya adalah Alun alun Suryakencana.
Kehadiran Taman Nasional Ternyata Membawa Beragam Manfaat
Taman Nasional memiliki ratusan hingga ribuan macam jenis flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Pepohonan yang menjulang tinggi di Taman Nasional berhasil menjadi jantung kehidupan dan mampu memberikan oksigen yang sangat segar. Selain itu, para satwa yang hidup liar juga bisa membawa manfaat bagi tumbuhan dan manusia. Kotoran para satwa bisa menjadi pupuk alami bagi tumbuhan, sedangkan bagi manusia tentu saja bisa menambah ilmu pengetahuan dari pengamatan yang dilakukan secara langsung. Berikut ini ragam manfaat yang hadir dari Taman Nasional:
Menjaga Ekosistem Agar Tetap Seimbang
Hadirnya Taman Nasional menjadi rumah yang luas bagi beragam spesies berbeda. Para spesies hidup dengan saling timbal balik dalam sebuah ekosistem, misal seperti ekosistem padang savana. Dengan adanya Taman Nasional, sangat besar kemungkinan dari spesies spesies tersebut memiliki kehidupan yang lebih terpantau, sehingga menghambat angka kepunahan.
Melindungi Keanekaragaman Plasma Nutfah
Tumbuh kembang dari spesies yang hidup di Taman Nasional bisa dipantau melalui kamera pengawas atau melalui agenda patroli yang dilakukan oleh pihak pengelola. Para petugas juga berupaya dan memastikan bahwa para spesies yang hidup itu bisa melakukan perkembang biakan dengan cara alami agar bisa menjaga angka kestabilan hidup, dan agar spesies tersebut tidak cepat punah.
Menjadi Sarana Penelitian
Sudah menjadi hal yang wajar jika manusia mencari tahu suatu ilmu dengan terjun langsung ke lapangan agar bisa mendapat data yang akurat. Pihak pengelola Taman Nasional turut menjadi fasilitator agar para peneliti atau siapapun yang berkunjung bisa mendapatkan ilmu baru. Tidak jarang juga, jurnal jurnal yang terpublikasi berasal dari sampel pengamatan di Taman Nasional.
Menjadi Sarana Wisata dan Budaya
Taman Nasional menjadi tempat yang cocok untuk berwisata dengan tema alam bagi kamu para pecinta petualangan. Terkadang ada beberapa Taman Nasional yang dihuni oleh suku asli tempat tersebut seperti Suku Tengger di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Ataupun Suku Asmat dan Suku Dani di Taman Nasional Lorentz. Dengan adanya suku suku asli tempat tersebut, kamu bisa mempelajari budaya yang mereka miliki sejak zaman nenek moyangnya. Seperti belajar memilah dan memilih tumbuhan seperti apa yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. Bisa juga budaya lainnya seperti kerajinan anyaman dari serat daun tumbuhan.
Sarana Pengembangan Sumber Daya
Setiap Taman Nasional dijaga dan dikelola oleh pemerintah daerah bersama dengan masyarakat sekitar. Sehingga mereka dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang tersedia di Taman Nasional. Upaya yang tampaknya cukup sederhana ini ternyata bisa menghasilkan sebuah karya, dan bisa membuat roda perekonomian masyarakat berjalan dengan semestinya.