Tentang Candi Prambanan dan Mitosnya

Tentang Candi Prambanan dan Mitosnya

EARTHIANOS – Ada dua candi terkenal di Indonesia, yaitu Borobudur dan Prambanan, dan keduanya terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun keduanya dibangun pada masa kerajaan, gaya dan filosofi kedua candi tersebut sangat berbeda, yang mencerminkan berbagai kerajaan yang membangunnya. Berikut ini adalah fakta dasar tentang Candi Prambanan, mulai dari asal usulnya hingga kegiatan tahunan yang dilakukan di candi tersebut.

Peninggalan Kerajaan Medang Mataram

Pembangunan Candi Prambanan dimulai pada tahun 800-an pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Pikatanm, yakni penguasa Kerajaan Medang Mataram saat itu. Tidak ada yang tahu alasan mengapa ia membangun Candi Prambanan, tetapi para peneliti menduga bahwa ia ingin menyaingi Borobudur. Banyak yang memperkirakan bahwa ia mencoba untuk perlahan-lahan mengalihkan pengaruh agama Buddha, karena agama utama Kerajaan Mataram adalah Hindu. Pergeseran dari agama Buddha ke agama Hindu sangat penting, karena hal ini menggambarkan melemahnya kekuasaan kerajaan sebelumnya dan menempatkan Kerajaan Mataram menjadi pusat perhatian. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa Candi Prambanan merupakan representasi dari perebutan kekuasaan pada masa itu.

Candi tersebut kemudian ditinggalkan pada tahun 930, mungkin karena bencana alam dan perang pada masa itu. Prambanan tetap menjadi reruntuhan selama bertahun-tahun, kehancurannya dipercepat oleh pemburu harta karun dan penduduk setempat yang mencari bahan bangunan. Candi tersebut kemudian ditemukan kembali oleh penduduk setempat, tetapi mereka akhirnya menciptakan mitos tentang Roro Jonggrang. Pada tahun 1733, seorang peneliti Belanda menemukan candi tersebut.

 

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan pada tahun 1885 untuk membersihkan situs tersebut, baru pada tahun 1937 upaya rekonstruksi pertama kali dilakukan. Sayangnya, banyak batu yang hilang, sehingga tidak banyak candi mini yang dipugar (kecuali candi utama, yang direnovasi sepenuhnya pada tahun 1953). Prambanan mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi tahun 2006. Meskipun candi utamanya selamat, ratusan blok batu runtuh atau retak (479 blok di candi Siwa saja).

Saat ini, bangunan utama telah dipugar, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan beberapa bagian kompleks masih belum dapat dimasuki. Hingga saat ini, pemerintah masih berusaha sebaik mungkin untuk membangun kembali candi tersebut, baik dengan batu lama maupun yang baru dibuat. Sebagian besar candi kini telah dipugar sampai batas tertentu, dan seperti Borobudur, Prambanan terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia Unesco pada tahun 1991.

Lebih Jauh Tentang Candi Prambanan dan Kompleksnya

Meskipun Candi Prambanan mungkin tidak terlihat sebesar Borobudur, candi ini tidak kalah rumit dari saingannya, khususnya dari segi arsitekturnya.

Gaya Arsitektur

Candi Prambanan dibangun tinggi dan ramping, seperti menara, yang merupakan gaya standar candi Hindu. Karena candi ini diperuntukkan bagi dewa Siwa, orang yang membangun rencana tersebut berusaha menggunakan simbolisme yang berkaitan sebanyak mungkin. Misalnya, candi utama seharusnya mewakili Mimik, yang merupakan rumah bagi Siwa. Perencana juga memastikan bahwa konsep alam semesta umat Hindu direpresentasikan oleh kompleks candi.

Sama seperti Borobudur, Candi Prambanan memiliki tiga bagian candi, yaitu Bhurloka, Bhuvarloka, dan Svarloka. Bhurloka, yang merupakan bagian bawah candi, melambangkan umat manusia yang masih terikat oleh keinginan duniawi. Karena keinginan duniawinya, hewan dan setan juga dipahat bersama umat manusia.

Bagian tengah, Bhurvaloka, melambangkan dewa-dewa kecil yang berjuang untuk kebenaran. Bagian terakhir Svarloka, yang merupakan bagian paling atas candi, diperuntukkan bagi para dewa (seperti Siwa). Anda dapat melihat candi mana yang diperuntukkan bagi dewa mana dari pola dan ornamen yang ditempatkan di atap setiap candi.

Berbagai Relief Unik

Sama seperti Borobudur, Candi Prambanan dihiasi dengan ukiran naratif. Dalam kasus Candi Prambanan, itu adalah kisah Ramayana dan Bhagavata Purana. Mirip dengan kisah Ramayana di India, Ramayana Prambanan menceritakan kisah Rama yang menyelamatkan istrinya Sita dari Rahwana (raja iblis Lanka) dengan bantuan Hanuman (dewa Hindu dan pendamping vanara suci Rama). Untuk melihat ukiran Ramayana, Anda harus melihat cerita di tiga candi utama.

Selain Ramayana, pengunjung dapat melihat ukiran Lokalapas yang merupakan dewa penjaga arah, yaitu di candi utama (candi Siwa). Para Brahmana diukir di candi Brahma, sementara para dewa laki-laki (dewa kecil dalam agama Hindu) diukir di dinding candi Siwa.

Legenda Roro Jonggrang

Tidak seorang pun mengetahui asal usul legenda Roro Jonggrang, tetapi kemungkinan besar legenda ini diciptakan saat penduduk setempat menemukan candi tersebut. Saat itu, penduduk setempat belum memiliki sarana untuk memahami candi tersebut. Maka, terbentuklah legenda Roro Jonggrang yang sampai sekarang masih cukup banyak diketahui dan dipercayai masyarakat.

Legenda tersebut mengisahkan tentang Roro Jonggrang, yakni seorang putri dari kerajaan yang kalah. Ia dilamar oleh orang yang mengalahkan ayahnya, yaitu Bandung Bandawasa. Roro Jonggrang menyatakan bahwa ia hanya akan menikah dengannya jika ia dapat membuat seribu candi dalam satu malam.

Dengan bantuan para asisten spiritualnya, Bandung Bandawasa membangun candi tersebut dengan cepat. Karena takut akan keberhasilannya, Roro Jonggrang menipu ayam-ayam agar berkokok sebelum matahari terbit (bersama dengan “sinar matahari” dari lampu). Mendengar suara ayam jantan, para roh pun menghilang, dan akhirnya meninggalkan Bandung Bandawasa dengan 999 candi.

Ketika Bandung Bandawasa mengetahui tentang penipuan itu, ia mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung. Legenda mengatakan bahwa sosok Durga (dewi perang Hindu) di Candi Siwa diyakini sebagai sosok Roro Jonggrang yang telah dikutuk tersebut.

Berbagai Aktivitas di Candi Prambanan

Karena Candi Prambanan merupakan tempat wisata utama dan pusat keagamaan, ada beberapa aktivitas yang dapat pengunjung lakukan dan nikmati di sana, diantaranya:

Upacara Tawur Kesanga

Upacara Tawur Kesanga dilakukan sehari sebelum Nyepi, atau Tahun Baru Bali, berdasarkan kalender Saka Bali. Perayaan dimulai dengan mengambil air suci (Mendak Tirta) dari Ratu Boko ke candi Siwa, Brahma, dan Wisnu. Setelah itu, para peserta mengelilingi candi Wisnu tiga kali searah jarum jam sebelum memberkati air dan memercikkannya kepada orang-orang.

Sentra Ramayana

Sentra Ramayana adalah penggambaran Ramayana yang diceritakan melalui seni dan tari. Pertunjukan ini biasanya dilakukan pada malam hari di ruang terbuka dekat Prambanan. Jadi ketika para penari menari, mereka diiringi oleh bulan dan candi utama sebagai latar belakang mereka. Jika Anda ingin menonton pertunjukan ini, sebaiknya pesan tiket terlebih dahulu jauh-jauh hari karena tempat ini selalu ramai.

Makna Candi Prambanan Dalam Agama Hindu

Meskipun Candi Prambanan dapat menunjukkan prinsip-prinsip agama Hindu melalui ukirannya, hal itu mungkin tidak cukup bagi mereka yang ingin mengetahui segala hal tentang agama tersebut. Meskipun demikian, candi ini merupakan awal yang baik untuk menemukan filosofi agama Hindu. Anda tidak hanya dapat mempelajari agama Hindu tetapi juga bagaimana agama memainkan peran penting untuk menunjukkan pengaruh kekuatan kerajaan. Selain itu, Anda juga dapat mengagumi karya-karya candi yang terperinci.

Baca Juga : Daftar Candi Peninggalan Sejarah di Indonesia Memukau