Menjaga Keindahan Alam Indonesia yang Berselimut Tantangan

Menjaga Keindahan Alam Indonesia yang Berselimut Tantangan

EARTHIANOS – Indonesia terkenal dengan pesona alamnya yang sangat memukau, keanekaragaman tumbuhan dan hewan juga masih dapat ditemukan hidup pada habitatnya masing-masing. Setiap makhluk hidup di alam liar akan saling bekerja sama demi membangun dan menjaga alam Indonesia agar tetap lestari. Konservasi makhluk hidup agar tetap lestari dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu ex-situ merupakan pemindahan makhluk hidup dari habitat yang terancam ke tempat perlindungan yang telah disediakan khusus, contohnya Kebun Binatang, dan in-situ merupakan usaha pelestarian makhluk hidup yang dilakukan secara alami pada habitat aslinya contohnya keindahan Taman Nasional.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, Taman Nasional diperuntukan sebagai salah satu cara pelestarian alam sehingga ekosistem tetap terjaga ataupun membaik, selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana penelitian ilmiah, pelestarian dan budidaya, rekreasi, dan pariwisata. Taman Nasional memiliki sistem pengelolaan kawasan berbasis zonasi. Taman Nasional juga mencakup wilayah yang sangat luas meliputi daratan hingga lautan tergantung batasan zonasi pengelolaan masing-masing.

Pedoman Zonasi dalam Sistem Pengelolaan Taman Nasional Indonesia

Peranan Taman Nasional sebagai salah satu upaya pemeliharaan makhluk hidup agar tetap lestari, perlu didukung dengan adanya pengelolaan zonasi. Dengan tujuan utama agar fokus konservasi tidak terpecah-pecah dan pemahaman petugas maupun pengunjung terkait batasan setiap zonasi menjadi lebih jelas dan terarah. Merujuk pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006, berikut ini pedoman zonasi yang dapat dipelajari sebelum berkunjung ke Taman Nasional:

 Zonasi Inti

Merupakan bagian yang masih dalam kondisi sangat asri dan terjaga, karena tidak boleh diganggu oleh keberadaan manusia. Zona ini hanya dapat dikunjungi untuk kepentingan penelitian serta budidaya. Luas wilayah pada zona inti cukup efektif dan menjamin kehidupan bagi keragaman spesies tumbuhan dan hewan yang hidup dalam ekosistem alaminya. Biasanya zona ini berisi spesies-spesies endemik yang sangat dilindungi.

Zonasi Rimba

Merupakan zona pendukung pelestarian bagi zona inti. Pada zona rimba, kita dapat melakukan beberapa aktivitas yang lebih fleksibel, seperti monitoring ekosistem dan sumber daya alam, penelitian, edukasi, dan wisata alam terbatas. Zona rimba diharapkan mampu mendukung upaya perkembang biakan satwa liar dan pemulihan ekosistem.

Zonasi pada Pemanfaatan

Merupakan zona yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, penelitian, pendidikan, dan kebudayaan. Zona ini memiliki ekosistem dengan daya pikat yang sangat indah dan unik, dengan luas wilayah yang cukup untuk menjamin kehidupan spesies tumbuhan dan hewan yang hidup.

Zonasi Tradisional

Merupakan zona yang dimanfaatkan oleh masyarakat adat karena mereka menggantungkan hidupnya pada sumber daya yang tersedia di alam. Masyarakat adat memiliki pantangan dan ketentuannya sendiri sehingga alam dapat tetap lestari.

Zonasi Rehabilitasi

Merupakan zona yang mengalami perubahan ekologi sehingga perlu dipulihkan melalui pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pengelola dan masyarakat adat sekitar. Rusaknya suatu zona ditandai dengan adanya spesies invasif yang masuk ke zona tersebut dan merusak keseimbangan ekosistem.

Zonasi Religi, Budaya, dan Sejarah

Merupakan zona yang berisi warisan budaya hingga sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan. Pemeliharaan situs budaya dilakukan oleh pihak pengelola dan masyarakat adat dengan cara melakukan upacara ataupun ritual keagamaan berdasarkan kepercayaan adat agar hutan tetap lestari dalam lindungan Sang Maha Pencipta.

Zonasi Khusus

Merupakan zona umum yang berisi segala hal penunjang dalam pemeliharaan. Ditempat ini juga terdapat sarana pendukung seperti transportasi, listrik, dan lainnya.

3 Rekomendasi Taman Nasional di Sumatera yang Sangat Menantang Adrenalin

Taman Nasional di Indonesia tentunya akan menyajikan pemandangan alam yang sangat indah. Ada banyak cara yang dapat kita tempuh untuk mencapai titik lokasi, ada yang melalui jalanan biasa saja. Jalanan agak curam, hingga jalanan yang sangat menguji adrenalin kita. Semua rasa lelah kita tentu akan terbayarkan dengan pemandangan di Taman Nasional tersebut yang sangat cocok bagi kamu para pecinta tantangan. Berikut ini rekomendasi Keindahan Taman Nasional dengan jalur menantang:

Taman Nasional Gunung Leuser atau TNGL

Merupakan Taman Nasional yang berada di Aceh dan Sumatera Utara. Secara administrasi terletak di wilayah Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Gayo, Bener Meriah, Aceh Tamiang, Dairi, Karo, dan Langkat. TNGL memiliki luas  sekitar 830.268,95 hektare. Harga tiket masuk sekitar Rp 5.000 – Rp 15.000. TNGL menyuguhkan ekosistem pantai hingga ekosistem hutan hujan tropis. Sehingga TNGL memiliki spesies endemik, seperti Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, Owa, Tapir, Kedih, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, serta berbagai spesies burung, herpetofauna, ikan, juga dapat ditemukan di sini. TNGL juga sering dijadikan laboratorium alam karena ditunjang oleh keanekaragaman hayati yang memadai.

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh atau TNBT

Merupakan Taman Nasional yang berada di Riau dan Jambi, secara administrasi terletak di Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Tebo, dan Tanjung Jabung Barat. TNBT memiliki luas sekitar 143.143 hektar. Harga tiket masuk Rp 25.000. TNBT termasuk ke dalam ekosistem hutan hujan tropis, dengan ragam fauna endemik yang terdiri atas, Harimau Sumatera, Burung Pelatuk, Burung Madu, Burung Sempur Hujan Darat, Labi-labi, beragam spesies herpetofauna, dan beragam spesies kupu-kupu. Selain itu juga terdapat flora endemik seperti, Anggrek Tanah, Anggrek Bambu, Etlingera, Melastoma, Calamus, Bunga Raflesia, Amorphophallus, dan Palem Raksasa. Kawasan TNBT mengalami ancaman serius dari aktivitas penebangan kayu ilegal, sehingga keberadaan gajah menjadi terancam.

Taman Nasional Way Kambas atau TNWK

Merupakan Taman Nasional yang berada di Lampung, secara administrasi terletak di wilayah Lampung Timur. TNWK memiliki luas 125.621 hektar. Harga tiket masuk sekitar Rp 20.000 – Rp 50.000. TNWK memiliki ekosistem berupa savana, rawa, hingga hutan pantai. TNWK terkenal dengan adanya pusat konservasi Gajah Sumatera, sehingga kita bisa mendapatkan kesempatan beraktivitas bersama gajah dengan didampingi pawang. Terdapat fauna endemik lainnya yang juga hidup di TNWK, seperti  Rusa Sambas, Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Kijang, Kucing Emas, Beruang Madu, Mentok Rimba, Buaya Sepit, Tapir, Lutung, Owa, Siamang, Bangau Tongtong, Burung Sempidan Biru, Kau Raja, dan lainnya. Selain itu juga terdapat flora endemik seperti, Api-api, Pidada, Nipah, Gelam, Salam, Puspa, Meranti, Minyak, Ramin, dan Pandan Hutan.

Itulah daftar rekomendasi Taman Nasional di wilayah Sumatera yang memiliki jalur yang cukup terjal untuk dilalui. Namun keragaman flora dan fauna serta ekosistem alam yang disuguhkan mampu menghilangkan penat perjalanan. Kita juga dapat mengetahui beberapa lokasi yang alamnya telah mengalami kerusakan akibat ulah aktivitas masyarakat sekitar yang tidak cinta dengan alam. Sebagai salah satu upaya pencegahan kerusakan alam pada keindahan Taman Nasional. Perlu diadakan kegiatan pemulihan hutan dengan cara penanaman hutan kembali agar hewan-hewan dapat kembali ke habitat aslinya dan ekosistem kembali seperti semula.

Baca Juga : Inilah Deretan Taman Nasional Indonesia Yang Wajib Kamu Kunjungi