EARTHIANOS – Menjelang hari Libur Nasional seperti Natal dan Tahun Baru membuat banyak orang merencanakan liburan bersama keluarga. Salah satu destinasi wisata alam yang layak dicoba adalah wisata gua cantik. Indonesia memiliki kekayaan alam gua yang tak terhitung jumlahnya, dan sebagian besar kawasan tersebut telah dibuka untuk wisatawan. Namun ternyata, ada beberapa destinasi wisata gua yang tidak ramai pengunjung seperti yang diharapkan.
Sejatinya, gua-gua di Indonesia menyajikan pemandangan gua bawah tanah dengan keindahan stalaktit dan stalagmit hingga aliran sungainya. Tempat ini menjadi destinasi wisata alam yang menjanjikan. Namun sayangnya, tidak semua destinasi wisata gua ini mampu bertahan lama dengan pengunjung yang ramai. Ada beberapa tempat yang bahkan telah ditinggalkan pengunjungnya.
Deretan Gua di Indonesia yang Mulai Ditinggalkan Pengunjung
Menjadikan gua sebagai destinasi wisata tidak hanya memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan. Pasalnya, selain menikmati keindahan alam bawah tanah bumi yang unik, berwisata ke gua juga menambah pengetahuan sejarah hingga geografis. Namun sayangnya, ada beberapa gua yang kalah saing dengan destinasi wisata lainnya. Berikut beberapa destinasi wisata gua yang perlahan kehilangan daya tarik pengunjungnya.
Gua Pindul Gunungkidul
Gua Pindul terkenal akan keindahan gugusan stalaktit dan stalagmitnya yang memukau. Panjang penyusuran sungai bawah tanah gua ini mencapai 350 meter dengan lebar 5 meter dan kedalaman hingga 10 meter. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas menarik di sini seperti berenang dan terjun dari ketinggian batu di pinggir gua.
Namun sayangnya, Gua Pindul mengalami penurunan jumlah wisatawan akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan ini. Selain itu, akses jalan menuju Gunungkidul yang kerap longsor dan memicu kemacetan juga sangat berpengaruh pada wisatawan.
Gua Sunyaragi Cirebon
Gua Sunyaragi Cirebon menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Pantura Jawa Barat. Keindahan Gua ini kerap menjadi salah satu destinasi wisata pilihan pengunjung saat berlibur di Cirebon. Berkunjung ke gua ini membuat pengunjung dapat menyaksikan konstruksi unik berupa dinding bebatuan di luar gua. Terdapat sejumlah patung, ruangan, dan gua yang berada di komplek ini. Selain itu, tempat ini telah dilengkapi berbagai kebutuhan wisata yang memadai.
Akan tetapi, jumlah pengunjung Gua Sunyaragi merosot tajam ketika Pandemi Covid-19 melanda. Faktor pandemi dan pembatasan sosial sangat mempengaruhi penurunan pengunjung di Gua Sunyaragi. Sebelumnya, destinasi wisata unggulan di Cirebon ini selalu ramai oleh pengunjung lokal bahkan dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, hingga Semarang.
Gua Kalisuci Pacarejo
Gua Kalisuci menawarkan pengalaman wisata alam yang menjanjikan. Area wisata ini mengandalkan air sebagai wahana utamanya dengan menghadirkan aktivitas susur gua yang menantang. Kalisuci Cave Tubing atau Gua Kalisuci menawarkan eksplorasi gua yang menakjubkan di Kabupaten Gunungkidul. Jauh dari keramaian perkotaan, destinasi ini menawarkan keindahan alam yang mempesona, mulai dari pasir putih hingga gua alami yang menawan.
Namun saat awal masa uji coba, hanya terlihat segelintir pengunjung yang datang. Kemungkinan besar belum banyak masyarakat yang mengetahui adanya kawasan ini. Meski begitu, Gua Kalisuci masih tetap menjadi destinasi unggulan di Gunungkidul. Daya tarik kejernihan air yang mengalir di dalam gua memberikan pengalaman menyelam tak terlupakan. Bahkan, aktivitas cabe tubing di Kalisuci menawarkan keindahan susur gua sambil menikmati stalaktit dan stalagmit yang terbentuk secara alami di dalam gua.
Gua Jepang Lhokseumawe
Keindahan Gua Jepang merupakan salah satu objek wisata terkenal di Kota Lhokseumawe yang kini mulai sepi pengunjung. Gua ini berada di ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Tidak hanya spot gua yang menarik, di sekitar tempat ini juga terdapat Taman Ngieng Jioh yang dalam bahasa Indonesia berarti “taman memandang jauh”. Taman ini selalu menarik wisatawan karena menyajikan pemandangan alam memukau dan panorama laut lepas yang menakjubkan.
Sebelum adanya pandemi COVID-19, Gua Jepang terhitung selalu ramai pengunjung yang tertarik melihat keindahan laut dari ketinggian. Namun hingga saat ini perlahan Gua Jepang mulai tampak sepi dan kehilangan pengunjungnya. Faktor utama penurunan itu karena banyak fasilitas rusak dan pengelolaan gua yang kurang terjaga.
Gua Pancur Pati
Selanjutnya ada Gua Pancur Pati yang juga sempat mengalami penurunan pengunjung. Gua Pancur berlokasi di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Gua Pancur memiliki daya tarik berupa stalaktit dan stalagmit yang beraneka warna, seperti putih, merah marun, hingga abu kehitaman. Keindahan stalaktit dan stalagmit ini akan menyambut wisatawan begitu masuk ke mulut gua. Tetesan air yang ditimbulkan menimbulkan kesan sejuk yang sangat alami.
Meski begitu, keindahan ornamen bebatuan ciri khas gua tersebut tidak mampu menyelamatkan Gua Pancur dari sepinya pengunjung. Di momen liburan sekalipun tempat ini kurang ramai peminatnya. Menurut pihak pengelola wisata Gua Pancur, kondisi sepi itu imbas dari ruas jalan Pati-Kudus yang kerap kebanjiran saat musim hujan. Sehingga akses menuju lokasi gua jadi terhambat dan menyebabkan pengunjung enggan datang ke wilayah yang rawan banjir.
Gua Cerme Bantul
Gua Cerme mungkin menjadi salah satu pilihan bagi pemburu liburan seru. Lokasi wisata alam yang terbentuk dari proses alamiah ini terkenal dengan keindahan stalaktit dan stalagmit di dalamnya. Daya tarik wisata Gua Cerme sebetulnya sangat besar, meskipun situasi di dalam gua sangat gelap sehingga kegiatan susur gua harus dilengkapi senter. Namun tak perlu khawatir karena rasa penasaran pengunjung untuk menikmati keindahan Gua Cermat akan didampingi oleh pawang.
Di sisi lain, keindahan gua tidak selaras dengan jumlah pengunjung yang datang. Sejak terjadinya pandemi Covid-19 hingga saat ini, Gua Cerme masih sepi pengunjung. Minimnya sarana dan prasarana ditengarai menjadi penyebab kondisi ini. Selain itu ada beberapa faktor yang menjadikan Gua Cerme sepi wisatawan, diantaranya akses yang sulit dan tidak ada pengembangan dari segi pengelolaan.
Gua Lowo Trenggalek
Gua Lawa atau Gua Lowo merupakan salah satu destinasi wisata alam favorit di Trenggalek, Jawa Timur. Namun sayangnya tempat ini kini mulai lesu dan kehilangan banyak pengunjung. Padahal destinasi ini memiliki panorama alam istimewa serta keindahan stalaktit dan stalagmit yang terbentuk ribuan tahun lalu menghiasai gua sepanjang 859 meter ini.
Gua Lowo mengalami jumlah pengunjung yang merosot tajam dibandingkan 15 tahun lalu. Padahal saat itu keindahannya tidak berubah dan tetap cantik. Bahkan menurut penuturan salah satu penjaga, jumlah kunjungan ke Gua Lowo tidak sampai 50 orang. Usut punya usut, penyebab sepi ini karena perubahan akses menuju Gua Lawa. Jika dulu untuk ke Peogi harus melewati Gua Lawa, sekarang harus melewati JLS Tulingagung-Trenggalek. Sehingga banyak orang yang semakin tidak tahu atau malah melupakan destinasi wisata alam bawah tanah ini.
Destinasi wisata gua di atas telah sepi pengunjung bahkan hampir terlupakan. Maka sudah menjadi tugas semua pihak untuk kembali melestarikan dan memberikan pengelolaan maksimal terhadap gua-gua tersebut agar tidak terlupakan sebagai kekayaan wisata alam di Indonesia.
Baca Juga : Destinasi Wisata Gua Eksotis di Jawa Barat, Suguhkan Pemandangan yang Menawan