Gua Terdalam di Indonesia, Pesona Wisata Bawah Tanah

Gua Terdalam di Indonesia, Pesona Wisata Bawah Tanah

EARTHIANOS – Indonesia selalu memiliki kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya penampakan gua terdalam yang banyak ditemukan di Indonesia. Seperti yang orang tahu bahwa gua memiliki bentuk memanjang, namun di negara kita ternyata ada gua yang berbentuk vertikal selayaknya lubang raksasa. Di nusantara ada sejumlah gua berbentuk mendalam yang menarik minat banyak orang untuk menyusuri kedalamannya. Uniknya, deretan gua di bawah ini tidak hanya menyuguhkan pesona keindahan alam yang memukau, tetapi juga menyimpan misteri yang menarik untuk disimak. Apa saja gua terdalam di Indonesia? Yuk kita jelajahi satu persatu.

Gua Terdalam di Indonesia, Pesona Wisata yang Tersembunyi

Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan alamnya, menyimpan banyak pesona wisata yang belum banyak diketahui oleh para pelancong. Salah satunya adalah gua-gua terdalam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Keindahan yang tersembunyi di dalam perut bumi ini menawarkan sensasi petualangan dan kekaguman terhadap keajaiban alam yang masih alami, Berikut beberapa gua yang terbaik:

Gua Hatusaka

Adapun gua yang terletak di wilayah timur Indonesia ini mungkin menjadi surga bagi para pecinta alam ekstrem. Gua Hatusakan merupakan sebuah gua yang berada di kawasan Taman Nasional Manusela, Seram Utara, Maluku Tengah, Maluku. Sehingga gua ini berada di atas Gunung Hatusaka dan memiliki kedalaman hingga 424 meter. Para pegiat eksplorasi gua mengklaim bahwa gua ini adalah gua terdalam di Indonesia. Sudah ada empat kali percobaan ekspedisi yang pernah dilakukan untuk masuk ke dalam gua, namun masih menyisakan banyak misteri karena belum mengungkap data yang lengkap selain lebar gua, kedalaman, dan bentuknya.

Namun pada ekspedisi terakhir yang dilakukan pada tahun 2018, diketahui bahwa Gua Hatusaka memiliki luas ruangan 90 meter x 62 meter dengan tinggi atap 180 meter. Seorang peneliti yang turun ke dasar gua mengungkapkan, berdiri di dasar Gua Hutusaka layaknya berdiri di tengah stadion sepak bola dalam keadaan gelap gulita. Kondisi dasar gua dideskripsikan relatif datar, dengan banyak endapan pasir dan kerikil yang menyelimuti sepertiga luas ruangan. Selebihnya berupa endapan lempung yang mengindikasikan air sebelum meresap ke dalam tanah. Gua Hatusaka masih menyimpan misteri bagi masyarakat sekitar, karena itu setiap ekspedisi harus melaksanakan ritual sebelum memasuki gua. Ritual tersebut bertujuan agar seluruh tim diberi kelancaran dan keselamatan selama kegiatan.

Gua Buniayu

Gua Buniayu memiliki kedalaman sekitar 30 meter dengan 80 gua besar dan ribuan gua kecil yang bisa ditelusuri. Dengan luas yang sangat lebar, Gua Buniayu menjadi destinasi terbaik untuk para petualang yang ingin mengeksplorasi keindahan alam gua di Indonesia. Gua ini terbentuk secara alami di perut bumi dan berlokasi di Desa Cipicung, Kabupaten Sukabumi. Saat ini gua Buniayu menjadi cagar alam yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan nama Wisata Wana Gua Buniayu. Di dalam Gua Buniayu terdapat banyak lorong yang saling terhubung, selain itu terdapat variasi jalur dan pintu masuk yang telah disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan durasi perjalanan. Sehingga pengunjung dapat memilih jalur masuk sesuai kemampuannya.

Pada umumnya mulut gua berbentuk horizontal diperuntukkan bagi pengunjung umum, sedangkan mulut gua berbentuk vertikal secara khusus diperuntukkan bagi peneliti, petualangan, ataupun pengunjung yang memiliki kemampuan caving. Stalaktit dan stalagmit merupakan ornamen yang paling banyak ditemukan di gua ini. Pengunjung juga akan melihat ornamen menarik lainnya seperti flow stone, fosil hewan laut, dan lainnya. Ornamen tersebut merupakan hasil pengendapan air dan kalsium karbonat selama bertahun-tahun. Uniknya, dalam bahasa Sunda, Buni berarti tersembunyi dan Ayu berarti cantik. Sehingga nama gua ini memiliki arti Kecantikan yang Tersembunyi.

Gua Luweng Ombo

Gua terdalam selanjutnya ada Luweng Ombo dengan kedalaman sekitar 120 meter. Karena sangat dalam, gua ini tidak bisa dilalui oleh sembarang orang. Trek di gua ini cukup licin dan penuh bebatuan serta lumut. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang memiliki skill khusus dan didukung peralatan lengkap saja yang boleh masuk gua ini. Sebenarnya Luweng Ombo terbentuk horizontal secara alamiah, tetapi karena erosi pada dinding batu kapur di sekelilingnya membuat gua ini menjadi vertikal. Akibat proses pelarutan yang terus berlangsung, terjadilah runtuhan atap gua dan materialnya runtuhannya membentuk bukit kecil di dalam gua.

Dalam catatan ilmiah, Luweng Ombo terbentuk dari pengangkatan batu gamping dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun silam. Adapun asal-usul nama Luweng Ombo disebabkan karena lubang gua terlihat begitu besar dalam. Selain memiliki kedalaman yang curam, diameter mulut gua juga cukup besar yakni sekitar 50 meter. Saat ini Gua Luweng Ombo tercatat sebagai salah satu situs geologi di Geopark Gunung Sewu area Pacitan. Selain terkenal dengan Luweng Ombo, masyarakat setempat juga kerap menyebutnya dengan nama Gua Jambu agar lebih mudah diingat dan diucapkan.

Meski terkenal sebagai gua yang memiliki kedalaman sangat curam dan lebar, kawasan ini menyajikan panorama yang sangat indah, berupa gugusan bebatuan yang mampu menuai decak kagum. Walau begitu, untuk menikmati keindahan ini, pengunjung perlu menuruni gua sekitar 30 menit dengan tantangan bebatuan besar dan lorong yang sempit. Menurut pakar Geologi, adanya Gua Luweng Ombo terbentuk karena merupakan salah satu geopark pegunungan Sewu di sekitar area Pacitan. Sementara bila dilihat, Gua Luweng Ombo tampak seperti lubang besar yang ada di atas bumi. Luweng Ombo juga merupakan gua terdalam di Pulau Jawa.

Gua Leang Pute

Bagi yang suka menyusuri gua ekstrem dan penuh tantangan, Leang Pute bisa menjadi pilihan. Gua yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan tidak mudah untuk menyusurinya, karena selain perlu didampingi pemandu profesional, trek di dalamnya juga cukup sulit didalalui oleh pengunjung umum. Leang Pute adalah jenis gua vertikal dengan kedalaman berkisar 263-270 meter dan lebar mulut gua antara 50-80 meter yang terbentuk dari batu gamping. Pada tahun 2000, Leang Pute sempat mendapat predikat gua terdalam di Indonesia. Namun pada tahun 2018, predikat tersebut digantikan dengan Gua Hatusaka di Pulau Seram, Maluku, yang memiliki kedalaman hingga 400 meter.

Dalam bahasa Sulawesi, Leang berarti Gua dan Pute berarti putih. Penamaan ini berasal dari cahaya putih yang bersinar dan menjadi keindahan yang memikat. Uniknya lagi, lubang di dasar Gua Pute ini menuju gua lainnya yaitu Gua Dinosaurus. Saat ini, Leang Pute menjadi tempat wisata untuk minat khusus yang menyuguhkan panorama menakjubkan. Saat tiba di dasar, pengunjung bisa melihat cahaya putih yang indah. Gua ini memiliki beragam ornamen yang cantik, serta menjadi habitat bagi flora dan fauna yang menarik. Untuk mencapai bagian dasar gua bisa menggunakan teknik SRT (Single Rope Technique). Agar sampai di lokasi, dari Kota Makassar dapat menggunakan kendaraan menuju Jalan Poros Maros – Bone dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.

Itulah deretan gua terdalam di Indonesia yang menyuguhkan pesona wisata bawah tanah yang memukau sekaligus menyimpan misteri yang menarik. Setiap gua memiliki panorama menjanjikan yang membuat decak kagum bagi setiap orang. Sebagai masyarakat, sudah tugas kita bersama untuk menjaga kelestarian gua agar tetap asri dan terjaga keasliannya.

Baca Juga : Pesona Alam Desa Wisata Indonesia Tersembunyi

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *