ARTHIANOS – Desa wisata memang selalu memiliki keunikan tersendiri di mata wisatawan. Mulai dari kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hingga letak geografis yang bisa menjadi nilai plus bagi sebuah desa wisata. Indonesia sendiri memiliki beberapa desa wisata yang menyajikan pengalaman wisata yang unik dan autentik.
Deretan Desa Wisata di Bali Autentik
Keindahan bentang alam yang membentang dan kearifan budaya lokal yang dimiliki oleh sebuah Desa Wisata seakan menjadi paket super lengkap yang ditawarkan kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Dan Bali tentunya memiliki ragam desa wisata yang menawarkan pengalaman autentik, berikut diantaranya:
Desa Wisata Undisan
Pemandangan alam yang indah, keramahan penduduknya, serta kearifan lokal yang masih terjaga dengan baik, menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit di dunia. Desa Penglipuran ini bahkan telah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia, bersama dengan dua desa lainnya di dunia, yaitu Desa Giethoorn di Belanda dan Desa Mawlynnong di India. Bali ternyata masih menyimpan satu lagi ‘surga’ tersembunyi yang bisa membuat Anda terpukau. Desa Wisata Undisan terletak di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, sekitar satu setengah jam perjalanan dari Kota Denpasar menggunakan kendaraan bermotor.
Di desa wisata ini, pengunjung bisa menikmati suasana alam sekitar dan bisa melakukan aktivitas seru termasuk trekking, bersepeda, membajak sawah dengan sapi, mengikuti kelas memasak, membuat layang-layang, belajar pengobatan herbal, yoga, dan masih banyak lagi. Desa Undisan memiliki wisata alam yang menarik, salah satunya adalah Air Terjun Tangkup. Lokasi air terjun yang menawan ini masih berada di sekitar kawasan Tembuku.
Jika Anda berencana berkunjung, Anda bisa menginap di salah satu guest house bernama D’Umah Bali yang terletak di Banjar Lokasari, Desa Undisan Kelod, Tembuku, Bangli. Yang menarik dari D’Umah Bali adalah arsitektur bangunannya dan suasana halamannya yang kental akan kekhasan Bali.
Aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung saat menginap di guest house ini antara lain pemberkatan pernikahan, trekking ke air terjun sambil belajar tanaman obat, membuat jamu tradisional, kelas memasak makanan khas Bali, eco cycling, kursus tari Bali, membuat layang-layang, menangkap bebek, membajak sawah dengan sapi, serta menanam padi. Jika Anda berlibur dambil membawa serta rombongan besar maka Anda bisa menginap di villa dengan konsep eco-tradisional, De Klumpu Bali. Villa De Klumpu Bali terletak di antara hamparan sawah hijau yang masih asri.
Jika Anda tertarik dengan pemandangan hamparan sawah hijau yang memukau, suasana yang segar, dan penginapan unik berciri khas Bali, maka sempatkanlah untuk mengunjungi Desa Wisata Undisan.
Desa Trunyan
Desa adat lainnya di Bali adalah desa Trunyan. Ini merupakan desa yang sudah dikenal hingga mancanegara karena keunikannya, terutama dalam prosesi pemakamannya. Desa ini terletak di tepi Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk menuju ke Trunyan, Anda bisa menggunakan perahu yang menyeberangi Danau Batur. Tradisi unik yang dilakukan oleh warga setempat adalah tidak mengubur jenazah, melainkan hanya membaringkan jenazah di tanah di bawah pohon kemenyan yang biasa disebut “Sema Wayah”.
Di Pemakaman Sema Wayah hanya terdapat 11 makam, sehingga jenazah akan ditaruh secara bergantian. Masyarakat tidak menambah makam karena mengikuti aturan leluhur. Jika ada jenazah baru, jenazah atau tulang lama akan disingkirkan dan digantikan.
Anda mungkin akan kaget ketika berkunjung dan melihat tulang berserakan di sana. Namun tidak perlu khawatir karena tidak ada bau yang ditimbulkan. Kepercayaan masyarakat terhadap pohon kemenyan atau yang biasa disebut “taru menyan” ini memiliki aroma tersendiri. Sehingga dipercaya dapat menetralisir bau busuk di sekitar makam.
Selain Sema Wayah, ada dua pemakaman lainnya yaitu Sema Muda dan Sema Bantas. Sema Wayah sendiri merupakan pemakaman bagi orang yang meninggal secara wajar, telah menikah, lajang, dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal. Kemudian, Sema Muda khusus untuk bayi yang meninggal dan dikuburkan. Sementara Sema Bantas diperuntukkan bagi orang yang meninggal karena kecelakaan dan harus dikuburkan.
Di sekitar Pemakaman Trunyan terdapat Pura Dalem yang terletak di tepi danau yang sering dikunjungi untuk sembahyang. Pura ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Pemakaman Trunyan. Setelah mengunjungi Desa Trunyan, wisatawan dapat bersantai di sekitar tepi Danau Batur atau bahkan mendaki Gunung Batur.
Desa Tenganan
Desa Tenganan terletak di Kabupaten Karangasem, kurang lebih 60 kilometer di sebelah timur Denpasar. Di desa yang memiliki luas sekitar 917,2 hektar ini, Anda dapat menyaksikan bagaimana Bali masih memegang nilai-nilai tradisional. Ada satu hal yang membuat desa ini unik, yakni masyarakatnya sangat menjunjung tinggi aturan adat leluhur. Masyarakat Tenganan memiliki beberapa aturan yang biasa disebut dengan “awig-awig” yang berarti tidak boleh ada poligami atau perceraian.
Namun, desa adat Bali ini sangat terbuka terhadap hal-hal modern, seperti listrik, alat komunikasi, dan transportasi. Anak-anak di sana juga sangat didorong untuk mengenyam pendidikan tinggi. Sehingga itu, ada pula aturan untuk mengatur sistem pemerintahan, hak atas tanah dan hak atas sumber daya alam, perkawinan, pendidikan, dan upacara adat. Selain itu, masyarakatnya juga memiliki bakat yang luar biasa, dimana mereka terbiasa menenun kain gringsing sendiri yang hanya diproduksi di desa ini.
Selain kain tenun, penduduk juga membuat kerajinan ukir atau lukis daun lontar. Tak hanya sekadar berkunjung, Anda juga bisa berinteraksi dengan warga setempat sambil mendengarkan cerita-cerita kearifan lokal di sana. Anda bahkan bisa menyaksikan upacara adat yang biasanya diadakan pada bulan Januari, Februari, Juni, dan Desember. Namun, perlu diketahui, wisatawan tidak bisa bermalam di Desa Tenganan.
Baca Juga : Desa Wisata Tak Biasa di Sulawesi Selatan dan Sumba