EARTHIANOS – Sejak 700 tahun lalu, ternyata Desa adat Desa Penglipuran ini sudah hadir dan bahkan sudah ada sejak zaman Kerajaan Bangli. Nama dari Penglipuran sendiri adalah berasal dari kata Pengeling serta pura. Pengeling artinya adalah pengingat, yang asalnya dari kata eling atau ingat. Dan sedangkan untuk Pura, merupakan tanah leluhur atau sebagai tempat. Para sesepuh di sana, menyatakan bahwa para leluhur atau pendahulu yang ada di Desa Penglipuran ini berasal dari Desa Bayung Gede Kintamani. Mereka sering kali melakukan perjalanan jauh, dan juga selalu beristirahat di daerah yang bernama Kubu.
Jarak antara dua lokasi tersebut bisa dibilang sangat jauh, dan ukuran tersebut dilihat dari ukuran zaman dahulu. Karena itu, dulunya Desa Penglipuran ini dikenal sebagai desa Kubu Bayung, yakni sebagai desa orang Bayung yang tinggal di daerah wilayah Kubu. Orang Bayung yang tinggal di wilayah tersebut, semakin banyak dan pada akhirnya mereka pun membentuk desanya sendiri. Kemudian lepas dari kewajibannya sebagai warga wilayah Bayung Gede. Mereka pun membangun tempat sucinya sendiri, dan tempat suci tersebut adalah Pura Kahyangan Tiga.
Desa Penglipuran Bali, Cocok Dikunjungi Saat Waktu Liburan Tiba
Walaupun begitu, tata ruang desa serta konsep desa leluhur yang mereka buat masih ikut pada konsep yang ada dan berlaku di Desa Bayung Gede. Untuk lokasinya sendiri, Desa Penglipuran ini berada di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Provinsi Bali dengan jarak sekitar 60 KM tepat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurahrai. Dan juga bisa ditempuh dengan jarak waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Pesona yang ditawarkan oleh Bali seperti tidak ada habisnya, karena masing-masing lokasi menyediakan daya tarik dan juga keunikannya sendiri. Tidak jarang hal tersebut bisa menyihir para pengunjung untuk kembali datang lagi dan lagi. Salah satu lokasi yang wajib dikunjungi memang Desa Penglipuran, menjadi tempat dan lokasi desa wisata sangat apik dan juga menyimpan banyak hal menarik. Apa saja?
Menjadi Desa Terbersih di Dunia
Perlu kamu ketahui, bahwa ternyata terdapat tiga desa yang dinobatkan secara langsung menjadi desa terbersih di dunia. Dan Desa Penglipuran menjadi salah satunya, karena kebersihan juga kerapian yang dimiliki oleh desa wisata ini. Ternyata berhasil mendapatkan banyak penghargaan, satu diantaranya adalah di tahun 2017 dengan penghargaan Kalpataru ISTA atau Indonesia Sustainable Tourism Award.
Dan benar adanya, bahwa Desa Penglipuran masuk pada kategori Sustainable Destination dari versi Green Destination Foundation. Ketika kamu berkunjung ke Desa Penglipuran, maka kamu pun akan langsung disambut dengan banyaknya deretan tanaman hijau. Semakin kamu masuk ke area desanya, maka udaranya semakin sejuk hingga pemandangannya akan semakin ternyata nyaman dilihat.
Kamu akan merasakan asrinya pemandangan pagar tanaman, kemudian juga kamu dapat mengelilingi langsung Desa Penglipuran. Tapi ternyata tidak diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan motor. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk tetap menjaga lingkungan dan mengharuskan pengunjung untuk tetap berjalan lali saja.
Tambahannya, di Desa Penglipuran pun kamu sangat dilarang keras untuk membuang sampah sembarangan. Karena sudah disediakan juga tempat sampah pada setiap 30 meter dan tentu saja tidak alasan bagi kamu untuk membuang sampah tetap pada tempatnya.
Sajian Kuliner Unik
Berwisata, tidak lengkap rasanya jika tidak sambil mencicipi masakan dan kuliner wilayah setempat. Dan tentu saja Desa Penglipuran juga menawarkan pesona kuliner sangat unik, pun tentu saja sangat wajib untuk kamu coba. Namanya ada Loloh Cemcem dan juga tipat cantok, loloh cemcem sendiri adalah minuman khas yang dibuat dari daun cemcem atau bisa juga disebut dengan daun kloncing. Khasiat dari minuman ini adalah untuk melancarkan pencernaan dan dibuat secara tradisional.
Sedangkan untuk makanannya, Desa Penglipuran memiliki menu khas dan menjadi andalan. Dan itu adalah tipat cantok, menjadi kudapan makanan berat yang terbuat dari ketupat. Kemudian ada juga sayuran rebus yang nantinya disajikan menggunakan bumbu kacang.
Penglipuran Village Festival
Daya tarik lainnya yang dimiliki oleh Desa Penglipuran ini ternyata hadirnya festival budaya yang umum disebut dengan Penglipuran Village Festival. Acara dan gelaran ini biasanya akan digelar di akhir tahun, bertepatan dengan rangkaian kegiatan lainnya.
Seperti dengan adanya kegiatan parade pakaian adat bali, parade seni budaya dan juga barong ngelawang hingga beberapa kegiatan seru lainnya. Masing-masing agenda yang diadakan, biasanya akan banyak wisatawan yang berkunjung dengan jumlah banyak. Mereka ingin menonton banyak kegiatan dengan mempertontonkan seni serta budaya yang menjadi ciri khas dari Provinsi Bali.
Dengan segala keindahan yang dimiliki oleh Desa, tentu saja kamu akan merasa puas berkeliling di desa wisata ini. Karena akan langsung merasakan bagaimana atmosfer yang disediakan di Desa Penglipuran. Sangat otentik, unik dan tentu saja sangat asi. Tapi kamu juga jangan lupa untuk tetap ingat bagaimana sopan santun, serta menghormati tentang adat yang berlaku di wilayah ini.
Tata Ruang Desa dengan Konsep Tri Mandala
Sebagai desa adat yang masih kental juga masih terus menjunjung tinggi nilai leluhur nenek moyang yang ada, ternyata tata ruang yang dikonsep di Desa Penglipuran juga masih sangat baik. Menggunakan patokan adat yang sudah biasa dan turun temurun. Desa Desa Penglipuran dibangun dengan konsep Tri Mandala, yakni tata ruang desanya dibagi atas tiga wilayah. Yakni Utama Mandala, kemudian Madya Mandala hingga Nista Mandala.
Pembagian tersebut dilakukan dan diurutkan atas wilayah paling utama sampai pada yang paling selatan. Tepat di wilayah Utaranya, yakni ada Utama Mandala. Menjadi wilayah suci, menjadi tempat para desa. Pun di sana juga menjadi tempat dan wilayah beribadah dibuat.
Kemudian dibagian tengahnya, merupakan zona atau wilayah yang disebut dengan Madya Mandala. Menjadi pemukiman penduduk, dimana rumah-rumah dibangun dan akan berjajar disepanjang jalan utamanya. Sedangkan wilayah paling selatan, disebut dengan Nista Mandala yang menjadi zona khusus untuk pemakaman penduduk setempat.
Hutan Bambu
Ya, di Desa Penglipuran juga terdapat hutan bambu yang dijadikan sebagai pelindung desa. Luasnya sendiri sekitar 45 hektar dan hutan bambu yang ternyata mengelilingi Desa Penglipuran terus menerus dijaga secara konsisten. Dan bahkan terus dilestarikan sampai sekarang.
Menjadi warisan dari para leluhur dan juga sebagai wujud nyata atas kesimbangan diantara manusia dengan alamnya. Penduduk dan masyarakat setempat pun percaya, bahwa hutan bambu yang mengelilingi Desa Penglipuran ini menjadi salah satu saksi bisu tentang keberadaan mereka sendiri.
Tambahannya, hutan bambu yang ada di Desa Penglipuran juga tidak hanya sekadar memiliki fungsi sebagai media untuk memperindah saja. Tapi juga memiliki fungsi untuk meresap air, dan itulah mengapa hutan bambu ini kerap kali disebut sebagai pelindung dari Desa Penglipuran.
Baca Juga : Daya Tarik Desa Wisata di Indonesia – Unik & Menarik