Desa Wisata Di Indonesia Dengan Prinsip Berkelanjutan

Desa Wisata Di Indonesia Dengan Prinsip Berkelanjutan

EARTHIANOS – Kini, prinsip berkelanjutan mulai diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata. Semakin banyak wisatawan dan para pelaku usaha di bidang Desa Wisata yang mulai sadar akan pentingnya praktik berkelanjutan. Ini karena praktik berkelanjutan akan memberikan dampak tidak hanya bagi lingkungan namun juga bagi keberlangsungan tradisi, dan kesejahteraan masyarakat.

Daftar Desa Wisata Di Indonesia

Di Indonesia sendiri banyak destinasi wisata yang telah menganut prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Objek wisata desa ini tidak hanya melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaannya, tetapi juga menampilkan kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan alam dan praktik ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa diantara destinasi desa wisata yang mewujudkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di Indonesia:

Desa Nglanggeran di Kabupaten Gunung Kidul

Desa Nglanggeran merupakan salah satu destinasi desa wisata terkemuka yang terletak di kawasan Yogyakarta. Wisata Desa wisata ini tepatnya terletak di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, dan  telah mendapatkan tempatnya di antara 100 Destinasi Berkelanjutan Teratas di seluruh dunia, sebagaimana diakui oleh Global Green Destinations Days (GGDD) pada tahun 2018.

Lebih jauh, baru-baru ini desa Nglanggeran mendapat kehormatan dengan sebutan Desa Wisata Terbaik Dunia oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO). Dengan biaya masuk sebesar Rp15.000, Anda akan mendapatkan akses ke jantung desa ini, di mana setiap langkah akan mengungkap sisi baru keindahan dan maknanya. Disini Anda akan mendapatkan ketenangan alam, kekayaan warisan budaya, dan pengalaman yang menginspirasi dari kegiatan pendidikan. Serta Desa Nglanggeran mengundang Anda untuk perjalanan yang bermakna dan terjangkau yang akan meninggalkan dampak positif bagi diri Anda.

Desa Wae Rebo di Flores, Nusa Tenggara Timur

Desa Budaya Wae Rebo terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Serta Desa tradisional ini merupakan surga terpencil, terletak jauh dari pusat kota dan bertengger di ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut. Untuk memulai perjalanan ke Wae Rebo, Anda harus menempuh perjalanan kaki selama 3-4 jam dari desa Denge.

Desa ini dikelilingi oleh pegunungan yang indah dan diliputi oleh rimbunnya Hutan Todo, sehingga vegetasinya juga sangat kaya. Suasana yang semarak semakin terasa dengan kehadiran anggrek, berbagai spesies pakis, dan berbagai spesies burung, semuanya menciptakan suasana yang ceria.

Untuk memasuki wilayah Wae Rebo, Anda harus membayar tiket masuk seharga Rp225.000 per orang. Bagi mereka yang memilih untuk memperpanjang masa tinggal dan membenamkan diri dalam budaya desa, tersedia paket akomodasi seharga Rp325.000. Tarif inklusif ini memberikan kesempatan tidak hanya untuk berkunjung tetapi juga untuk tinggal di jantung Wae Rebo. Anda akan mendapatkan pengalaman budaya dan alam yang autentik yang tak akan mudah terlupakan.

Desa Wisata Wayang Sidowarno di Klaten, Jawa Tengah

Desa Wisata Sidowarno terletak di Kecamatan Wonosari, Klaten, berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta. Serta Desa ini terkenal dengan keahliannya dalam membuat Wayang Kulit, yaitu boneka bayangan tradisional Jawa yang terbuat dari kulit kerbau.

Mayoritas penduduk Sidowarno adalah pengrajin terampil dalam Wayang Kulit, sebuah kerajinan yang diwariskan turun-temurun sejak tahun 1950-an. Disini Anda bisa mengeksplor warisan budaya saat Anda menjelajahi proses rumit “seni tatah sungging,” yang melibatkan ukiran dan pewarnaan tokoh-tokoh wayang tertentu. Karya seni yang dibuat oleh para pengrajin terampil desa ini bahkan telah ditampilkan dalam pertunjukan para dalang terkenal di seluruh Indonesia.

Untuk menjelajahi desa, Anda bisa memanfaatkan layanan OTrans atau Ojek Transportasi. Perjalanan dimulai di Joglo Omah Wayang di daerah Dukuh Butuh, di mana Anda akan disuguhi sajian tradisional seperti jamu gendong dan makanan lezat setempat. Anda juga berkesempatan untuk menyaksikan pertunjukan tari tradisional yang memikat seperti tari Punakawan, sebelum menaiki becak atau ontel untuk menikmati suasana Desa Sidowarno.

Desa ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penting seperti tempat parkir yang luas, kamar mandi umum, homestay, dan hidangan khas desa, untuk memastikan pengalaman yang nyaman dan mendalam. Buka dari pukul 08.00 hingga 18.00 setiap hari, Desa Sidowarno terbuka untuk Anda menikmati perjalanan budaya yang autentik. Untuk biaya masuknya sebesar Rp10.000 per orang, belum termasuk atraksi tambahan.

Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran adalah surga budaya di Bali yang menjunjung tinggi nilai-nilai sakral leluhurnya. Terletak di sepanjang Jalan Rambutan di wilayah Bangli, Bali, desa tradisional ini merangkum esensi warisan Bali. Desa Penglipuran juga tidak pernah berhenti menarik pengunjung, terutama selama musim liburan sekolah. Begitu Anda melangkah ke Penglipuran, Anda akan disambut oleh suasana yang tenang dan sejuk. Salah satu keunikan desa ini ialah struktur arsitekturnya yang tertata dengan cermat dan rapi.

Menjelajahi Desa Penglipuran memberikan Anda kesempatan untuk menyelami kekayaan budaya Bali. Biaya masuk desa berkisar antara Rp15.000 hingga Rp30.000. tentunya ini harga yang sangat murah untuk Anda bisa menikmati dunia dimana tradisi dan modernitas berdampingan secara harmonis. Penglipuran memiliki keajaiban arsitektur dan budaya yang telah dilestarikan dari generasi ke generasi, menjadikannya pengalaman yang benar-benar memperkaya bagi setiap pengunjung.

Desa Karang Sidemen di Lombok, Nusa Tenggara Barat

Desa Karang Sidemen terletak di kecamatan Batukliang Utara di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Serta Desa ini menawarkan tujuan wisata Danau Biru yang memukau, yang terletak di dalam kawasan hutan lindung yang megah.

Desa ini menawarkan pesona mendalam untuk Anda membenamkan diri di lingkungan hijau subur Desa Karang Sidemen. Suasana yang tenang dapat Anda rasakan ketika berendam di Danau Biru yang mempesona. Biaya masuknya hanya sebesar Rp3.000. Harga yang terlampau murah untuk Anda dapat menikmati keindahan yang ajaib dan menakjubkan di dalamnya. Desa Karang Sidemen dan banyak permata tersembunyi lainnya di Indonesia mengundang Anda untuk mengungkap daya tarik alam dan kekayaan budayanya yang seolah tanpa batas.

Desa Wisata Bangun Mulya

Bangun Mulya merupakan salah satu contoh desa wisata lainnya di Indonesia yang mengutamakan keberlanjutan, dengan berupaya menyeimbangkan pembangunan pariwisata dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.

Berlokasi sekitar 62 km dari IKN, di Kabupaten Penajam Paser Utara. Desa Wisata Bangun Mulya juga merupakan desa wisata yang memiliki potensi unggulan di Kalimantan Timur. Potensi tersebut berupa pertunjukan budaya dan seni yang telah dilakukan secara turun-temurun. Beberapa pertunjukan tersebut ditonjolkan dalam berbagai festival besar, seperti Festival Buen (Festival Kebaikan). Yakni sebuah festival seni budaya tahunan dan terbesar di Desa Wisata Bangun Mulya.

Selain Festival Buen, Desa Wisata Bangun Mulya juga memiliki banyak festival budaya yang menarik untuk disaksikan secara langsung. Seperti Festival Kaki Gunung, Festival Sedekah Bumi, Festival Malam Tahun Baru, dan berbagai festival besar lainnya. Festival tahunan ini diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata yang dapat memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di desa wisata ini.

Baca Juga : Berbagai Desa Wisata di Indonesia Yang Pernah Dianugerahi ADWI