Mengapa Mengunjungi Desa Wisata Dapat Menjadi Praktik Pariwisata Berkelanjutan

Mengapa Mengunjungi Desa Wisata Dapat Menjadi Praktik Pariwisata Berkelanjutan

EARTHIANOS – Dunia pariwisata menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan keberlanjutan dengan ledakan pariwisata. Meskipun ledakan pariwisata ini mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan pribadi, hal itu sering kali mengorbankan lingkungan dan masyarakat lokal. Ketika pariwisata melonjak, hal itu terjadi bersamaan dengan gentrifikasi, jalanan yang padat, polusi, dan hilangnya habitat.

Dalam beberapa tahun terakhir, destinasi mulai menerapkan langkah-langkah untuk memerangi beban pariwisata yang tidak berkelanjutan. Meskipun ini tentu saja merupakan langkah-langkah ke arah yang benar, masih banyak yang harus dilakukan. Menurut penelitian, 76% wisatawan mengatakan mereka ingin melakukan perjalanan wisata dengan lebih berkelanjutan. Meskipun perubahan pola pikir ini merupakan pertanda baik, banyak pelancong tidak tahu harus mulai dari mana.

Anda dapat menjadi bagian dari solusi dengan mengadopsi kebiasaan bepergian yang lebih bertanggung jawab dan mendukung agen perjalanan yang proaktif terhadap upaya tersebut. Selain itu, Anda bisa memilih untuk mulai mempertimbangkan berwisata ke desa wisata alih-alih ke objek wisata mainstream yang dipenuhi turis.

Apa itu pariwisata berkelanjutan?

Meskipun orang sering menganggap keberlanjutan sebagai upaya meminimalkan jejak lingkungan kita, sebenarnya keberlanjutan jauh lebih luas dan mencakup semuanya. Pariwisata berkelanjutan adalah tentang mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan manusia, dan kesehatan lingkungan. Serta Pariwisata berkelanjutan berfokus pada pengurangan dampak negatif pariwisata dan memaksimalkan manfaat positifnya bagi masyarakat, budaya, ekosistem, dan planet. Pariwisata berkelanjutan memperhitungkan dampak langsung yang dirasakan saat ini serta dampak jangka panjang yang akan dialami oleh generasi mendatang.

Mempraktikan perjalanan berkelanjutan dengan mengunjungi desa wisata

Memahami arti perjalanan berkelanjutan tidaklah cukup karena kita perlu mempraktikkannya. Berikut adalah beberapa cara Anda dapat mempraktikan perjalanan berkelanjutan ketika mengunjungi salah satu desa wisata di Indonesia:

Keluar dari hal-hal mainstream

Sebelum pandemi, banyak destinasi benar-benar digemari karena menjadi korban popularitasnya sendiri. Kota-kota bersejarah, pantai, dan tempat wisata lainnya dibanjiri oleh banyak pengunjung, menimbulkan berbagai kerusakan.

Sebagai pelancong, Anda dapat membantu mencegah munculnya kembali peristiwa ‘pariwisata berlebihan’ ini dengan menghindari tempat-tempat wisata yang tidak diinginkan dan keluar dari jalur yang biasa. Ingat bahwa terkadang apa yang terlihat di emdia sosial tidak sepenuhnya bisa memuaskan ekspektasi Anda. Jadi, alih-alih tergoda untuk mengantre tiket di objek wisata mainstream, Anda bisa mengunjungi berbagai destinasi desa wisata yang menawarkan pengalaman yang lebih otentik dan bermakna.

Mempraktikan slow travel

Sangat mudah bagi pelancong untuk merasa harus mengunjungi objek wisata sebanyak mungkin dalam satu perjalanan. Mungkin ini satu-satunya waktu dimana mereka bisa mengunjungi destinasi tersebut. Namun hal itu justru akan membuat Anda menghabiskan sebagian besar liburan Anda dengan terburu-buru dari satu tempat ke tempat lain. Anda akhirnya kehilangan kesempatan untuk benar-benar mengenal destinasi tersebut. Belum lagi, gaya wisata yang serba cepat ini pasti akan membuat Anda stres.

Daripada melakukan beberapa perjalanan singkat setiap tahun, pilihlah satu liburan yang lebih lama. Setelah Anda mencapai destinasi, singgahlah di satu area untuk sementara waktu daripada berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, Anda bisa merencanakan kunjungan ke salah satu desa wisata di Indonesia dan menghabiskan beberapa hari untuk menginap disana.

Hal tersebut merupakan upaya untuk memperlambat langkah Anda dan mempraktikan slow travel. Ini akan memungkinkan Anda benar-benar merasakan tempat yang Anda kunjungi dan membenamkan diri dalam budaya, membangun hubungan yang lebih dalam dengan penduduk setempat, dan mengenal pesona unik destinasi tersebut. Di desa wisat, Anda bisa mencicipi cita rasa lokal dan belajar cara membuat hidangan tradisional. Anda juga bisa menghabiskan waktu seharian dengan berjalan kaki atau bersepeda di sekitar desa, atau sekedar berbincang dengan warga setempat.

Menghabiskan lebih banyak waktu di destinasi wisata akan menghasilkan pengalaman perjalanan yang lebih autentik, berkesan, dan bermakna. Di saat yang sama, hal ini mengurangi tekanan pada kota dan komunitas yang Anda kunjungi sekaligus menciptakan manfaat yang lebih besar bagi bisnis lokal yang Anda dukung. Slow travel juga lebih baik bagi lingkungan karena mengurangi jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh penerbangan atau berkendara antar destinasi wisata.

Manfaatkan uang Anda untuk kesejahteraan lokal

Banyak masyarakat yang terdampak oleh minimnya pariwisata selama setahun terakhir. Anda dapat membantu mereka bangkit kembali dengan memastikan uang Anda tetap masuk ke ekonomi lokal. Berkunjung ke desa wisata bisa memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat setempat secara langsung.

Cara terbaik untuk memastikan masyarakat tuan rumah memperoleh manfaat dari pariwisata adalah dengan mendukung bisnis dan wirausahawan lokal. Pertimbangkan untuk menginap di rumah singgah dan wisma milik warga lokal daripada hotel milik ekspatriat atau jaringan internasional. Bersantap di restoran lokal dan nikmati hidangan tradisional yang dibuat dengan bahan-bahan lokal.

Keluarlah dari zona nyaman Anda dan bersenang-senanglah menjelajahi pasar lokal untuk membeli rempah-rempah atau sayuran segar yang dihasilkan oleh petani lokal. Meskipun tawar-menawar diharapkan dalam banyak budaya dan boleh dilakukan, jangan pelit dan bayar harga yang wajar. Anda juga bisa menggunakan jasa pemandu lokal atau pelajari keterampilan baru dari pakar lokal dengan mendaftar di lokakarya menenun, memasak, dan sebagainya.

Menghargai komunitas lokal

Salah satu hal yang luar biasa tentang perjalanan adalah bahwa hal itu menawarkan sekilas pandangan tentang tradisi, kepercayaan, dan cara hidup lain. Manfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan Anda dengan merangkul perbedaan dan menyerap budaya lokal. Terlebih, biasanya desa wisata memiliki tradisi yang masih sangat kuat dan melekat.

Mulailah membenamkan diri dalam budaya lain dengan membaca sejarah, tradisi, dan etiket lokal sebelum berkunjung. Unduh aplikasi bahasa dan pelajari beberapa frasa dalam bahasa lokal. Ketahuilah bahwa gerakan, pakaian, atau kata-kata tertentu dianggap menyinggung di beberapa destinasi. Berhati-hatilah saat mengunjungi tempat-tempat keagamaan atau spiritual. Kunjungi hanya tempat-tempat yang memperbolehkan wisatawan dan patuhi semua protokol. Di beberapa tempat, ini mungkin berarti melepas sepatu, menutupi bahu, merendahkan suara, atau tidak mengambil foto.

Ke mana pun Anda pergi, ingatlah bahwa destinasi yang Anda kunjungi adalah rumah orang lain. Patuhi hukum dan pedoman setempat, mulai dari peraturan lalu lintas hingga tindakan pencegahan kesehatan dan keselamatan. Jangan sampai mengotori atau merusak lingkungan desa wisata yang Anda kunjungi. Tetap terapkan rasa hormat, pertimbangkan penduduk setempat dan perlakukan mereka dengan bermartabat. Ini termasuk menghormati privasi mereka dan meminta izin sebelum Anda mengambil foto mereka.

Pilih akomodasi dan operator yang berkelanjutan

Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan mengunjungi desa wisata, maka disarankan pula untuk memilih akomodasi serta operator perjalanan yang juga memiliki visi misi dalam upaya tersebut. Dengan begitu, perjalanan Anda bisa lebih bermakna dan berdampak positif.

Baca Juga  : Liburan Seru dan Pengalaman Berbeda dengan Mengunjungi Desa Wisata di Indonesia