ARTHIANOS – Mengenal desa wisata di lombok, Kekayaan alam Lombok sudah dikenal di seluruh dunia. Keindahan pantai, gunung, dan lautnya mampu mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung ke sana. Selain keindahan alamnya, ternyata Lombok juga punya kekayaan lain yang tak kalah menarik.
Desa Banyumulek
Desa Banyumulek menjadi sentra produksi gerabah terbesar di Lombok. Gerabah yang terbuat dari tanah liat ini bisa diolah menjadi berbagai barang yang sangat bermanfaat dan cantik. Banyumulek merupakan salah satu desa wisata yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Lombok. Desa wisata ini perlahan mulai digemari wisatawan domestik maupun mancanegara sebagai penghasil gerabah di Pulau Lombok.
Keunikan Desa Banyumulek
Desa Banyumulek terletak 14 kilometer dari Kota Mataram, tepatnya di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari sebelas ribu penduduk desa seluas 4 hektare ini, mayoritas berprofesi sebagai perajin gerabah. Desa Banyumulek juga dipilih oleh pemerintah daerah sebagai lokasi pengembangan sistem inovasi daerah. Kerajinan gerabah dari desa ini mampu menembus pasar internasional, seperti Malaysia, Singapura, Australia, Amerika, dan beberapa negara di Eropa.
Memasuki Desa Banyumulek, pengunjung akan disambut oleh gapura yang menjadi pintu masuk desa. Tulisan “Sentra Kerajinan Gerabah Banyumulek” menghiasi gapura berwarna hijau tersebut. Berawal dari gapura ini, pengunjung dapat melihat berbagai hasil kerajinan gerabah yang dipajang di halaman rumah. Menariknya, saat melangkahkan kaki memasuki area desa, Anda akan menemukan sekolah dan kantor pemerintahan yang dihiasi dengan berbagai gerabah berukuran besar di pagar tembok.
Selain disuguhi dengan deretan gerabah yang cantik, pengunjung juga dapat melihat langsung bagaimana tanah liat diolah menjadi gerabah dengan desain yang unik dengan warna-warna yang cantik. Tangan-tangan para perajin yang begitu terampil bergelut dengan tanah liat hingga menghasilkan benda-benda seni yang artistik menjadi pemandangan yang menarik saat berkunjung ke desa ini. Bahkan, pengunjung juga dapat mencoba membuat gerabah.
Awal Mula Kerajinan Gerabah
Pada awalnya, masyarakat Desa Banyumulek membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kendi, tong, dan perkakas memasak merupakan jenis-jenis gerabah yang dibuat. Seiring berjalannya waktu, gerabah yang dibuat pun semakin beragam. Berbagai ornamen dan penghias ruangan pun menjadi pilihan mereka untuk mendesain. Pembuatan gerabah jenis ini berdampak positif bagi perekonomian desa. Banyak penginapan di Lombok yang menggunakan gerabah produksi Desa Banyumelek sebagai dekorasi.
Keterampilan membuat gerabah diajarkan sejak dini di desa wisata ini. Anak perempuan diajarkan cara mengolah tanah liat menjadi gerabah, sedangkan anak laki-laki diajarkan mencari tanah liat dan melakukan tahap finishing.
Keunggulan gerabah produksi Desa Adat Banyumulek terletak pada bentuknya yang beraneka ragam, dan warna yang indah sehingga memiliki ciri khas tersendiri. Kedua hal tersebut yang membuat pengunjung tergoda untuk membeli gerabah Desa Banyumelek sebagai oleh-oleh. Harga sebuah gerabah ditentukan oleh kerumitan desain dan lamanya proses pembuatan. Biasanya, gerabah dijual mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Desa Sukarara
Selain memiliki berbagai wisata alam yang indah, Pulau Lombok juga terkenal dengan kerajinan tenunnya. Desa Sukarara Lombok merupakan desa wisata tenun yang ada di Pulau Lombok. Desa ini terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok. Lokasi ini juga dekat dengan Pantai Kuta, Tanjung Aan, Desa Sade, dan Desa Banyumulek. Disini ada banyak wanita yang mahir membuat kerajinan tenun Lombok.
Tenun Songket yang Khas
Sukarara merupakan desa penghasil kerajinan tenun songket khas Pulau Lombok yang sudah sangat terkenal. Beberapa keunikan Desa Sukarara beserta kerajinannya menjadikan tempat ini wajib dikunjungi saat Anda berada di Pulau Lombok. Keunikan tersebut antara lain:
Tenun songket merupakan kain tenun yang dibuat dengan menambahkan benang pakan dengan benang sintetis sebagai hiasannya, biasanya berwarna emas atau perak. Hiasan tersebut disisipkan di antara benang lungsin. Kadang-kadang hiasan tersebut berbentuk manik-manik, kerang, atau bahkan uang logam.
Benang yang digunakan dalam menenun merupakan benang pilihan yang sudah teruji kekuatannya. Selain itu, kain tenun khas Desa Sukarara tidak mudah luntur karena pewarna yang digunakan terbuat dari bahan alami yang diambil dari tumbuhan. Dalam proses pembuatannya, kain tenun songket ini membutuhkan perawatan yang benar, dibutuhkan waktu satu minggu hingga satu bulan bagi penenun untuk menyelesaikan satu kain songket.
Kain tenun songket khas Desa Sukarara sudah menjadi bagian dari komoditi Lombok yang sudah dikenal di pasaran mancanegara. Motif-motif songket yang dibuat sangat beragam. Misalnya, motif kembang delapan, motif ayam, motif tokek (lambang kemakmuran), motif kembang empat, motif pakerot mendatar, motif trudak ungu dan masih banyak lagi. Setiap motif yang dibuat memiliki makna tersendiri.
Kain tenun yang dihasilkan oleh para penenun di Desa Sukarara sebagian besar dibuat di rumah (industri rumahan). Hampir setiap rumah di desa ini memiliki alat tenun sendiri. Disini, profesi penenun hanya digeluti oleh kaum perempuan, sedangkan kaum laki-laki sebagian besar bekerja sebagai petani.
Hal unik lain yang dimiliki desa ini adalah tradisi yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Di desa ini, hampir semua kaum perempuan bisa menenun dan tidak mau bekerja di luar daerahnya. Hal ini dikarenakan adanya tradisi yang mengharuskan kaum perempuan Desa Sukarara harus terampil menenun, jika mereka belum menguasai cara menenun maka mereka tidak diperbolehkan untuk menikah.
Akses Menuju Desa Wisata Sukarara
Anda dapat mengunjungi desa wisata Sukarara Lombok menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengambil rute Mataram-Cakaranegara-Kediri-Sukarara. Sementara itu, jika Anda menggunakan kendaraan umum, Anda bisa menggunakan rute Mataram-Bertais, lalu angkutan Bertais-Praya dan turun di terminal bus Renteg. Dari terminal tersebut, lanjutkan perjalanan Anda menuju Desa Sukarara dengan menaiki Cidomo.
Desa Sukarara menawarkan wisata tradisional untuk mengenal tradisi Tenun Songket.Selain pemandangan alam asli yang ditawarkan desa ini, Anda juga dapat membeli berbagai kain songket khas Pulau Lombok. Anda bahkan dapat menyaksikan proses pembuatannya di rumah-rumah penenun. Hampir semua rumah di desa ini memiliki alat tenun tradisional dan hampir semua wanitanya merupakan penenun yang terampil.
Desa Sukarara menawarkan sejuta pesona yang tentunya dapat Anda apresiasi saat berkunjung. Jika Anda memiliki waktu saat berlibur di Pulau Lombok, cobalah berkunjung ke desa ini dan maksimalkan waktu liburan Anda dengan pengalaman berharga.
Baca Juga : Mengeksplor Keindahan Desa Wisata Belaraghi dan Wae Rebo